Minggu, 25 Mei 2008

khawatir akan masa depanQ

Kebayang g apa yang kita lakukan sekarang ini adalah kehidupan kita yang akan datang? Semua bermula dari pemikiran, tindakan, kebiasaan, karakter, dan akhirnya menentukan nasib kita. Hati-hatilah dalam berfikir karena nasib, berawal dari sudut pandang, persepsi, paradigma kita akan sesuatu. Contohnya aja, kita memandang akan ketidak mampuan dalam menyelesaikan pendakian gunung yang tinggal 250 meter, bagi mereka yang punya hasil yang berbeda sesuai pemikiran dan persepsi. "Ah, cape masih jauh, aku dah g mampu, dah nggak kuat", beda dengan orang yang menganalogikan "kita mendaki sudah 3/4 perjalanan berarti tinggal 1/4nya saja". Ini benar2 memberi effek yang jauh berbeda meski kondisi orang tersebut sama2 sudah lemas. orang pertama sudah tidak bersemangat karena memandang perjalanan yang masih 250 meter.. karena 250 > 1/4..
Jadi untuk menyongsong masa depan perlu pemikiran2 yang efektif, konsisten dan membangun.
Sekarang bagaimana dengan paradigma anda yang yang sampai saat ini membentuk tindakan bahkan menjadikan anda suatu kkepribadian anda? yakinkah dengan nasib yang akan diperoleh besuk.
Seperti yang aku renungkan beberapa minggu ini, saat bermeditasi sebelum dan sesudah tidur, sebenarnya semua yang aku lakukan selama ini sudah benar, sesuai dengan yang aku harapkan untuk masa depan?
1. agama
Aku bisa dikatakan minim dalam agama Islam , padahal segala bentuk yang ada didunia ini bermakrifatulloh, memang secara garis besar akau punya pondasi yaitu agam, semua yang ku kerjakan sesuai dengan ridho Allah. selalu berfikir kayak gitu tapi, tapi sulit sekali melaksanakannya, menyimpang dan tidak sesuai. Mungkin perlu belajar lebih dalam mengenal ALLAH.
1. keluarga
Hidup didunia ini yang bisa mempengaruhi hidup, memberikan kenyamanan adalah keluarga, semua tindak tanduk kebiasaan akan dipengaruhi juga dengan kepribadian pasangan kita. Aku takut, secara aku belum pernah yang namanya kenal Wnita, tau bagaimana tipe2 wanita, meskipun punya referensi akan dasar2 pemikiran wanita secara teori, kemungkinan besar dalam kehidupan nyata jauh berbeda. Bagaiman Q bisa cari pendamping yang benar2 bisa saling mengisi dan memnbangun kita, sementara ini aku belum pernah berpacaran.
2. pekerjaan
inilah kunci dari bertahab hidup, sebagai sumber kehidupan sampai akhir hayat. Aku selalu khawatri dengan pencapaian pekerjaan yang benar2 bisa mencukupi kehidupan sendiri dan keluarga kelak. Tentu saja bukan sekedar pekerjaan, yang pasti ini bisa ber,manfaat bagi sesama dan aku bisa menjlalankan degan rasa nikmat. Sulit kubayangkan pekerjaan apa yang muisti aku cari agar sepenuhnya bermanfaat.
Saking banyaknya kekhawatiranku, aku begitu tidak bisa mngutarakannya semua disini, yang jelas aku ingin hidup ini bermanfaat bagi sesama, semua oragn yang bertemu denganku, bebannya akan hilang meski sedikit..
Penting.. PONdasi kan pada MAKRIFATULLOH..

Tidak ada komentar: